Artikel SpaceStock
  • Berita Properti
  • Desain & Dekor
    • Dekorasi Ruangan
    • Desain Interior
    • Feng Shui
    • Fit Furniture
  • Panduan Properti
    • Bisnis Properti
    • Legalitas
    • Budget Tips
  • Tips Hunian
  • Gaya Hidup
  • Cari Rekomendasi
    • Apartemen
    • Rumah
    • Ruang Kantor
  • Temukan Properti
Facebook Likes
Twitter Followers
Instagram Followers
Artikel SpaceStock
  • Berita Properti
  • Desain & Dekor
    • Dekorasi Ruangan
    • Desain Interior
    • Feng Shui
    • Fit Furniture
  • Panduan Properti
    • Bisnis Properti
    • Legalitas
    • Budget Tips
  • Tips Hunian
  • Gaya Hidup
  • Cari Rekomendasi
    • Apartemen
    • Rumah
    • Ruang Kantor
  • Temukan Properti
  • Tak Berkategori

Dari Jendral JP Coen Sampai Anies, Ini 10 Banjir di Jakarta Terbesar dan Terparah

  • January 8, 2020
  • No comments
  • 749 views
  • 4 minute read
  • Lita Lia
Total
1
Shares
1
0
0

Jangan heran kalau banjir di Jakarta bakal masih akan terus berlanjut. Secara geografis lokasinya sangat mendukung banjir. Terletak di dataran banjir delta dan memiliki 13 sungai yang mengalir ke wilayah metropolitan. Parahnya lagi, aktivitas penduduknya sama sekali tak ramah lingkungan dan sungainya penuh sampah.

Jakarta juga mengalami penurunan permukaan tanah sekitar 5-10 sentimeter setiap tahun. Di daratan Jakarta utara bahkan sampai 20 sentimeter pertahun. Potensi banjirnyapun melonjak, dari tahun 2000 – 2050 diperkirakan meningkat sebesar 110,5 km2.

Banjir di Jakarta Terbesar dan Terparah

Banjir di Jakarta yang baru terjadi beberapa hari kemaren disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam satu dekade. Bahkan masuk dalam jajaran banjir terbesar dan terparah di Jakarta, benarkah demikian? Inilah catatan banjir terbesar yang pernah terjadi di Jakarta sejak masih bernama Batavia.

1. Banjir di Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Banjir Tahun 1621
Image: Tempo

Pada jaman kolonial Belanda, saat Jakarta masih bernama Batavia, kota ini pernah dilanda banjir besar pada tahun 1621. Sebagian besar wilayahnya  yang masih berupa rawa-rawa dan hutan liar tergenang akibat hujan deras. Jangan bayangkan dulu wilayah Jakarta seperti sekarang ini.

Selain karena kebanyakan wilayahnya yang terdiri dari rawa, kala itu luapan air sungai Ciliwung dan beberapa sungai lainnya membuat Jakarta tergenang. Saat itu, Batavia di bawah pimpinan Gubernur Jendral Jan Pieterzoon Coen kala itu.

Pemerintah membuat solusi berupa kanal-kanal. Tapi sayangnya kanal yang dirancang Belanda tidak mampu menjadi solusi banjir besar tersebut. Hal ini berulang terus dalam perisitiwa banjir besar lainnya di masa kolonialisme Belanda.

2. Batavia 1872

Banjir Tahun 1872
Image: Tempo

Dengan masih mengandalkan sistem pengendali berupa kanal-kanal, Batavia kembali diterpa banjir besar. Curah hujan mencapi 286 mm, menyebabkan Kali Ciliwung meluap. Sejumlah kawasan Batavia terendam banjir. Yang terparah melanda Kota Tua dan Harmoni, bahkan pintu air depan Masjis Istiqlal jebol.

Demi mengatasi masalah tersebut, Belanda membangun Bendungan Katulampa. Tujuanya untuk peringatan dini supaya banjir bisa diketahui dan diantisipasi oleh pemerintahan Hindia-Belanda.

3. Banjir 1918

Banjir di Jakarta
Sumber: Detiknews.com

Di bawah pemerintahan Hindia Belanda, Batavia kembali diterpa banjir besar. bahkan sampai mengakibatkan kegiatan masyarakat lumpuh pada tahun 1918. Selama 22 hari hujan turun terus menerus, akibatnya sejumlah besar kawasan di Batavia terendam banjir.

Selain curah hujan yang tinggi, penyebab paling terasa adalah pembukaan lahan teh di kawasan Puncak, Bogor. Meski tidak disebutkan berapa jumlah korban jiwa dalam peristiwa itu. Tetapi banjir merendam Lapangan Banteng, Glodok, dan Kemayoran setinggi 150 cm.

Banjir di jakarta yang masih bernama Batavia makin parah ketika Kali Grogol meluap. Ribuan rumah terendam banjir dan ratusan ribu warga dievakuasi. Mereka mengungsi di sejumlah tempat, seperti Lapangan Monas, Pasar Baru, dan Waltevreden (Menteng).

4. Banjir 1960

Pada bulan Februari 1960, banjir besar terjadi di pinggiran baru Grogol. Meskipun perencanaan pengendalian banjir sudah dirancang, tetapi banjir  datang terlalu dini sebelum rancangan itu terlaksana.

Banjir ini terjadi di pinggiran kota Grogol hingga setinggi lutut dan pinggang. Ini adalah tantangan pertama bagi Gubernur Soemarno masa itu yang baru menjabat beberapa hari sebelum banjir terjadi. Tak hanya itu, ini juga merupakan krisis pertama untuk Presiden Soekarno.

5. Banjir 1976

Banjir di Jakarta
Image: Twitter/@PotretLawas

Musim hujan yang panjang di tahun 1976 mengakibatkan Jakarta  kembali dilanda banjir besar dan berlangsung cukup lama. Banjir ini meluas sampai ke pemukiman yang sebelumnya belum pernah kebanjiran.

Kawasan Jakarta pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan hampir seluruh kawasan Jakarta terendam air. Tanggal 1-26 Januari 1976 kala itu, diperkirakan 200 ribu penduduk terpaksa mengungsi, dan 2 orang meninggal dunia.

Gubernur Ali Sadikin walau telah bekerja keras mengaku terbentur masalah dana dalam mengatasi banjir itu, walaupun sebenarnya sudah ada namanya ”Master Plan 1973” untuk mengatasi banjir.

Baca Juga: Penting! 6 Tips yang Wajib Dilakukan Saat Rumah Banjir

6.  Jakarta 1979

Selang tga tahun kemudian, banjir kembali menerpa Jakarta. Tepatnya pada 19-20 Januari 1979. Ratusan ribu rumah tenggelam dengan kawasan terparah ada di Pondok Pinang, yang terendam setinggi 2,5 meter.

Selain itu, sebanyak 3 orang meninggal, 20 orang dinyatakan hilang dan 714.861 warga mengungsi. Disebut-sebut bahwa banjir masa pemerintahan Gubernur Tjokropranolo ini adalah banjir 12 tahun sekali.

7. Banjir 1996

Banjir di Jakarta
Image: Tribun News

Di awal tahun 1996, Jakarta dilanda banjir besar lagi. Hampir semua wilayah tergenang dan Ibukota bagaikan danau dengan air kecoklatan. Puluhan ribu rumah penduduk terendam akibat meluapnya sungai Ciliwung.

Banjir ini dikenal sebagai banjir terburuk sejak tahun 1985. Hal ini diukur dari titik  banjir, korban, kerusakan, serta kerugian yang ditimbulkan. Tercatat sekitar 6 orang meninggal karena terbawa arus, tersengat listrik,dan belasan orang dirawat akibat wabah diare, kolera, dan gatal-gatal.

Diperkirakan banjir ini merusak infrastruktur pemerintahan dan menimbulkan kerugian harta benda hingga ratusan triliun rupiah.

8. Banjir 2007

Banjir Tahun 2007
Image: Finroll.com

Inilah banjir terdahsyat dan terparah dalam tiga abad sejarah Jakarta. Labih dari 60% wilayah Jakarta terendam. Saat itu Gubernur Sutiyoso bahkan memberikan status siaga pada kota Jakarta yang mana banjir ini sempat melumpuhkan sentra ekonomi Ibukota.

Kerugian kerusakan infrastruktur dan pendapatan negara setidaknya 5,2 triliun rupiah ($ 572 juta). Kurang lebih 190 ribu orang jatuh sakit karena penyakit terkait banjir.

Sekitar 70% dari total wilayah Jakarta dibanjiri dengan air hingga kedalaman empat meter di sebagian kota. Yang sangat miris ada sekitar 80 orang tewas dalam peristiwa banjir tersebut.

9. Banjir 2013

Banjir Tahun 2013
Image: Peanutcrazy WordPress

Tahun 2013, Kota Jakarta kembali dilanda banjir besar. Inilah banjir terparah semenjak era reformasi  setelah bencana serupa tahun 2007. Banjir tersebut dampaknya luar biasa.

Hampir seluruh wilayah ibu Kota terendam. Rumah-rumah di perkampungan serta pemukiman penduduk di dalam kota bagaikan sungai. Bahkan ada wilayah yang terendam setinggi 4 m.

Banjir pada 2013 memaksa bisnis di CBD dan lembaga pemerintah tutup sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan. Sebanyak 97 ribu rumah dan 250 ribu orang terkena dampak banjir.

Total kerugian dan kerusakan ekonomi mencapai USD 490 juta (Sumber Bank Dunia 2016). Itu adalah menjadi ujian bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang ketika itu menjelang 100 hari memimpin Kota  Jakarta.

10. Banjir 2020

Banjir Tahun 2020
Image: Harian Analisa

Banjir terjadi di seluruh Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi pada pengawal tahun, 1 Januari 2020 dikarenakan hujan semalaman. Hujan deras menyebabkan sungai Ciliwung dan Cisadane meluap. Beberapa pintu banjir diberi status darurat karena tingginya air setelah hujan.

Setidaknya sampai tulisan ini dirilis, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menyebutkan ada 60 korban jiwa dan dua hilang. Penyebabnya karena tanah longsor, hipotermia, tenggelam, dan tersengat listrik yang semuanya diakibatkan banjir.

Sepertinya pemerintah sudah harus meredam ego politik masing-masing dan mendengarkan kajian para ahli untuk membuat Jakarta yang lebih ramah. Sudah terlalu lama banjir di Jakarta terus terjadi.

Total
1
Shares
Share 1
Tweet 0
Pin it 0
Related Topics
  • banjir di jakarta
  • kebanjiran
Previous Article
Cara Membersihkan Furniture Kebanjiran
  • Tips Hunian

Cara Membersihkan Furniture Kebanjiran, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

  • January 8, 2020
  • Lita Lia
View Post
Next Article
  • Fit Furniture
  • Panduan Properti

Tak Boleh Asal-asalan, Begini 10 Teknik Dapatkan Furniture Kayu Jati Berkualitas

  • January 8, 2020
  • Lita Lia
View Post
You May Also Like
MDF HDF HPL Multipleks
View Post
  • Tak Berkategori

MDF, HDF, HPL, Multipleks: Ini Tips Memilih Furniture Berdasarkan Materialnya

  • October 22, 2020
  • Detty Ulyana
View Post
  • Tak Berkategori

Cara Bisa Punya Rumah Sebelum Menikah, Biar Makin Pede di Depan Mertua

  • May 13, 2020
  • Detty Ulyana
Investasi Properti
View Post
  • Bisnis Properti
  • Panduan Properti
  • Tak Berkategori

Prospektif! Ternyata Ini Jenis Investasi Saat Corona yang Paling Tepat dan Aman

  • May 4, 2020
  • Detty Ulyana
View Post
  • Tak Berkategori

Puasa Saat Corona, Siapa Takut? Simak Panduan Agar Ibadah Ramadhan Optimal

  • April 24, 2020
  • Detty Ulyana
Perusahaan Melakukan PHK
View Post
  • Tak Berkategori

Awas! 12 Alasan Ini Bisa Jadi Penyebab Perusahaan Melakukan PHK

  • April 3, 2020
  • Lita Lia
View Post
  • Tak Berkategori

Kenali Etihad Airbus A380, Si Apartemen yang Bisa Terbang?

  • March 27, 2020
  • Lita Lia
View Post
  • Tak Berkategori

Potensi Investasi Properti di Kota Tangerang Selatan yang Semakin Menjanjikan

  • March 10, 2020
  • Detty Ulyana
Surat Perjanjian Tanpa Materai
View Post
  • Tak Berkategori

Surat Perjanjian Tanpa Materai, Sah atau Tidak Ya?

  • March 9, 2020
  • Detty Ulyana

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sewa Apartemen Murah
Video SpaceStock
https://www.youtube.com/watch?v=m0WLoC3ceLs&t=199s
https://www.youtube.com/watch?v=woPjuJ6__dM&t=51s
Jangan Lewatkan Artikel Terbaru
  • Keren dan Stylish! Inspirasi Scandinavian Design untuk Apartemen Minimalis
  • Apartemen Bintaro Park View, Sewa Apartemen 1 Jutaan di Kawasan Strategis Jakarta Selatan
  • 10 Alasan Berkantor di Indonesia Satu, Gedung Tertinggi di CBD yang Ramah Lingkungan
  • Sebelum Deal, Ketahui Dulu Cara Hitung Pajak Jual Beli Rumah
  • Hemat Tempat, Ide 12 Desain Rak TV Minimalis untuk Apartemen Studio
ARSIP
Apartemen Populer
Kalibata City Residence
Taman Anggrek Residence
City Park Apartment
Green Pramuka
Aeropolis Residence
Sudirman Park Apartment
Puri Park View
Puri Mansion
Kebagusan City Apartment
Apartemen Taman Rasuna
Sunter Park View
Tamansari Semanggi
Puri Orchard
Casablanca Apartment
Emerald Bintaro
Season City
Menteng Square Pancoran Riverside
Apartemen Teluk Intan
Menteng Park
Area Populer
Jual Apartemen di Karawaci
Jual Apartemen di Jakarta Pusat
Jual Apartemen di Kelapa Gading
Jual Apartemen di Pluit
Jual Apartemen di Menteng
Jual Apartemen di Tangerang
Jual Apartemen di Cikarang
Jual Apartemen di Ancol
Jual Apartemen di Bintaro
Jual Apartemen di Tebet
Jual Apartemen di Ciputat
Jual Apartemen di Kebon Jeruk
Jual Apartemen di Setiabudi
Jual Apartemen di Sutera
Jual Apartemen di Bsd
Jual Apartemen di Cawang
Jual Apartemen di Kuningan
Jual Apartemen di Jakarta Barat
Jual Apartemen di Cibubur
Jual Apartemen di Bekasi
Jual Apartemen di Jakarta Utara
Jual Apartemen di Jakarta Selatan
Jual Apartemen di Cengkareng
Jual Apartemen di Kemang
Jual Apartemen di Jakarta Timur
Jual Apartemen di Daan Mogot
Jual Apartemen di Sudirman
Jual Apartemen di Sunter
Jual Apartemen di Kemayoran Jual Apartemen di Kalibata
Artikel Seputar Properti dan Keperluan Hunian

Input your search keywords and press Enter.